Saturday, December 15, 2007
REVOLUSI DI DESA GASOL
Berikut tulisan lengkapnya.
Sebuah “revolusi” dilakukan secara diam-diam oleh Ika Suryanawati. Hasilnya? Padi-padi jenis langka tumbuh lagi.
Suatu senja di awal November. Hujan deras meliputi Desa Gasol. Airnya luruh seperti ribuan jarum perak menghujam lahan pesawahan, ditingkahi embusan angin dingin yang membuat daun-daun pohon pisang yang berjejer menari-nari. Dari balik kabut, atap sebuah bangunan kayu mencuat. Sekilas, bentuk bangunan itu menyerupai kuil shaolin. Namun setelah didekati, ternyata itu adalah sebuah rumah modern yang sebagian besar bahannya dari kayu.
Di lahan seluas dua hektare itulah, Ika Suryanawati menjalankan proyek idealnya. Dari 2006, dengan tekun dan sabar, ia mengembangkan beberapa jenis padi varietas lokal yang keberadaannya nyaris punah. Hawara batu, gobang omyok, peuteuy, banggala, pandan wangi, beureum seungit, ketan cikur dan cogreng, adalah nama-nama jenis padi yang sedang dikembangkannya.
Perhatian Ika kepada padi-padi langka tersebut muncul seiring kesibukannya membuat pertanian organik. Itu adalah istilah sistem pertanian tradisional yang pengelolaannya sama sekali jauh dari sentuhan pupuk kimia dan pestisida. “Saya tertarik bikin pertanian organik setelah membaca buku karya Masanobu Fukuoka, Revolusi Sebatang Jerami,” kenang ibu dari tiga anak itu.
Dari buku itu, ia jadi tahu jika selama ini manusia selalu memaksa alam untuk menghasilkan lebih bagi dirinya. Ika memberi contoh bentuk pemaksaan itu dengan maraknya produk massal pertanian penuh rekayasa kimiawi. Dengan berbagai cara, tumbuhan dipaksa memproduksi hasil yang banyak dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Manusia hanya menjadi budak ketidaksabaran dan semata mementingkan kuantitas.
Ika kemudian bergerak cepat mencari informasi tentang jenis-jenis padi langka yang diminatinya. Langkah pertama yang ia lakukan adalah mengunduh informasi dari mesin pencari di internet. “Hasilnya nihil, semua mesin pencari tidak bisa menemukan informasi yang saya inginkan,” ujar perempuan kelahiran Cianjur 40 tahun lalu itu.
Tidak putus asa, Ika mencari informasi langsung ke lapangan. Hampir semua desa yang dulu dikenal sebagai penghasil beras Cianjur, didatanginya. Dari Desa Jambudipa hingga ke Desa Panumbangan. Namun, semua jawabannya sama. ”Para petani itu mengaku sudah lama tidak menanam lagi jenis-jenis padi yang saya cari,” ujarnya.
Namun, keberuntungan menghampirinya di paruh kedua 2006. Justru dari beberapa petani tua di Gasol, ia mendapatkan bibit-bibit padi yang diinginkannya. Walaupun, untuk mendapatkannya tidak mudah. “Saya harus teliti sekali memilih-milihnya, karena di leuit semua jenis padi sudah bercampur baur,” kenang perempuan yang sehari-harinya bekerja pada sebuah perusahaan kontraktor di Jakarta itu.
Alumni Fakultas Pertanian IPB itu lantas menghubungi beberapa petani setempat dan membuat perjanjian kerjasama berdasarkan bagi hasil. Kendati demikian, cara penanaman dan pengelolaan tetap ada di tangan Ika. ”Saya ingin mereka menanam satu lubang untuk satu bibit.”
Beberapa hari kemudian, para petani itu datang lagi, dan menyatakan tidak sanggup dengan metode penananaman yang Ika inginkan. Mereka menganggap cara seperti itu hanya membuang-buang waktu saja. Ika coba menjelaskan pada mereka sistem satu lubang satu benih adalah cara terbaik untuk membuat padi leluasa berkembang.
Dibandingkan sistem satu lubang lima benih yang menjadi kebiasaan petani sekarang, “Cara itu waktunya memang lama, tapi jika petani dulu bisa sabar, kenapa kita sekarang tidak?”
Karena tidak ada titik temu, akhirnya Ika mengakhiri kerjasama tersebut. Ia ke luar dari sistem bagi hasil, dan memutuskan untuk mengupah beberapa petani lain, kendati harus mengeluarkan biaya lebih. ”Cara ini membuat saya bisa bebas menerapkan cara penanaman yang saya ingini,” kata istri dari Fleming Wong itu.
Selain menggunakan sistem satu lubang satu benih, Ika pun memutlakkan pemupukan dengan bahan-bahan alami, seperti kompos dan pupuk kandang. Soal pengairan sawah pun, ia mengambilnya dari aliran hulu Sungai Cianjur yang masih jernih dan belum terkena polusi.
Hasilnya memang sangat menakjubkan. Setelah setahun, padi-padi langka itu tumbuh dengan subur. “Revolusi” yang dilakukannya ternyata tidak sia-sia. Panen pun berlangsung sukses. “Alhamdulillah, kami akhirnya bisa menikmati kembali nasi beras Cianjur asli yang pulen dan wangi itu,” ujarnya sambil tertawa.
Ika sangat percaya pada keselarasan alam dan manusia. Karena itu, ia menyerahkan sepenuhnya apa yang menjadi keinginan alam. Ia yakin, manusia hanya bertugas menjadi pelayan alam semata. Jika pelayanan kita baik, maka alam pun akan sendirinya memberikan hasil yang baik. ”Saya sangat percaya, alam memiliki cara sendiri untuk mengucapkan terimakasihnya,” katanya seraya menerawang jauh ke arah pesawahan.
Jam menunjukan angka 17.38. Hujan deras masih meliputi Desa Gasol. Airnya tetap luruh seperti ribuan jarum perak menghujam lahan pesawahan. Sebuah revolusi memang selalu lahir dari harapan dan keyakinan. Seperti harapan dan keyakinan Ika kepada padi-padinya. HENDI JOHARI.
Tuesday, November 13, 2007
GASOL MUNCUL DI AGRINA
Terima kasih buat reporternya Bapak Tri Mardi Rasa.
Tuesday, November 06, 2007
DETIK FOOD TOUR DE CIANJUR
Terima kasih kepada Detik Food - khususnya Panitia Penyelenggara - dan semua peserta Wisata Tour De Cianjur. Semoga perjalanan wisata ini membawa manfaat untuk kita semua.
Kami sangat menghargai artikel-artikel yang dimuat di Web Detikfood mengenai Pertanian Organik, Padi Varietas Lokal Cianjur dan Ragam Kuliner khas Cianjur.
1. Cingkrik dan Rogol yang Nyaris Punah
2. Pertanian Fukuoka dan Teh Walini
3. Gasol, Budidaya Padi Var Lokal Cianjur yang Hampir Punah
4. Raih Kesempatan Mencicipi Beras Beureum Seungit
5. Dodongkal, Pekoe, Ngaburung dan Beureum Seungit
Semoga acara-acara seperti ini bisa menjadi sarana untuk mengenal kekayaan alam dan kuliner Indonesia.
Note :
Terima kasih untuk Mbak Odilia Winneke, Mbak Devi, dan Mbak Eli.
Wednesday, October 31, 2007
SERTIFIKAT HALAL MUI
Sejenak saya merenung, kalau beras dan tepung beras perlu gak yah ?
Tapi supaya Pembeli produk Gasol jadi lebih mantap, akhirnya kami ajukan permohonan untuk diaudit guna keperluan sertifikasi.
Tanggal 27 Oktober 2007, tim audit dari MUI Bandung mengunjungi Gasol untuk melihat cara budidaya pertanian, tempat penyimpanan hasil panen, dan cara pengolahan produk. Semua berjalan lancar.
Alhamdulillah sekarang produk Gasol (Beras, bekatul, tepung beras) sudah punya label HALAL.
Kami akan melaksanakan PERBAIKAN BERKELANJUTAN karena KEPUASAN PEMBELI ADALAH KEBANGGAAN KAMI. Terima kasih atas kepercayaan membeli produk kami.
Wednesday, September 12, 2007
PERNIKAHAN YUDI & FITRI
Di hari H, 2 September 2007, Alhamdulillah taburan bunga membuat keindahan Gasol tampak lebih berkilau.
Selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga yang dipenuhi cinta dan rahmat.
HEALTHY FOOD FESTIVAL DI AL IZHAR
Rupanya Agatha sudah membocorkan ke panitia, Gasol punya produk andalan yaitu Beras Merah Raja Wangi, yang tidak saja harum tapi juga rasanya enak. Komentarnya di SMS seperti ini :
Ika, nasi merahmu enak, kata Papahku enak kalau dimakan terasa kriuk-kriuk, berulang-ulang dia bilang enak, tanpa laukpun oke banget.
Sanjungan untuk Beras Merah Raja Wangi ini juga datang dari Mbak Lila, SMS nya berbunyi : Mbak Ika, anak & bayiku pada suka beras & bubur tepung berasnya ! Nasi merahnya pulen deh, sampai Nayla minta tambah terus. Buburnya juga Maira langsung suka tuh, saya jadi nggak repot lagi deh mesti giling-giling & saring beras merah kayak jaman Nayla bayi. Coba aku tau gasol dari dulu ya ! Thank you banget ya Mbak. Lila.
Kedua SMS itu masih saya simpan sebagai reminder untuk MENJADI YANG TERBAIK dengan
1. menjaga mutu produk
2. berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan
Insya Allah kami tetap Istiqomah.
Tuesday, July 31, 2007
TEPUNG BERAS GASOL DI MAJALAH PENGUSAHA
Majalah Pengusaha, Peluang Usaha dan Solusinya, melihat stand Gasol ikut serta pameran Moms & Child, bulan Desember 2006 di Semanggi Expo. Tertarik karena TEPUNG BERAS GASOL dengan bangga dan terbuka menyatakan sebagai produk NON INSTANT, Mbak Russanti Lubis mewawancarai kami dan memuat di Majalah Pengusaha edisi Juli 20007.
Berikut hasil laporannya dimuat dengan judul TEPUNG BERAS ALAMI, UNTUK YANG SAYANG BAYI.
Sunday, July 01, 2007
ALAMAKJAN AXIL
Tanggal 1 Juli 2007, kami dikunjungi oleh komunitas AXIL (Avanza Xenia Indonesian Club). Bangsawaner's (anggota AXIL) menamakan acara ini : Alamakjan singkatan dari Acara Keluarga Makan & Jalan, memadukan acara touring dengan kendaraan untuk menikmati daerah wisata sekaligus menikmati makanan khas Indonesia tentunya bersama keluarga. Selain itu Bangsawan Chapter juga menggelar acara unik untuk memberikan gelar RM (pria) dan RA (wanita) kepada 3 member baru yang sudah menunjukan keaktifannya.
Acara seru ini diikuti oleh 12 Bangsawaner's beserta keluarga.
Selengkapnya
Semoga berkesan dan terima kasih atas kunjungannya.
Buat Mas Ari,
Terima kasih atas hadiah kaosnya.
Thursday, June 21, 2007
CIANJUR SPECIALITY RICES
Tuh diditu di tutugan Gunung Gede
Nun disana di bawah kaki Gunung Gede
Upluk aplak pasawahan tan wangenan
Terhampar persawahan tanpa batas
Lir Ibarat permadani ngampar hejo
Bagaikan permadani yang terhampar hijau
Dipirig ku angin leutik ting garupay
Dihembus angin melambai-lambai
Silokana elmu pare
Seperti ilmu padi
Tarungkul ngareusi perbawa linuhung
Merunduk berisi pertanda keagungan
Beas bodas Panumbangan
Beras putih Panumbangan
Cianjur kamasyur kamana-mana
Cianjur terkenal kemana-mana
Lagu di atas adalah tembang Cianjuran. Saya sudah mengenal dan hafal lagu itu sejak dari kecil. Kami bangga, kota kami dikenal banyak orang sebagai penghasil beras berkualitas.
Beras Cianjur yang dimaksud lagu itu adalah beras varietas lokal seperti Pandan Wangi, Cingkrik, Hawara Batu, Hawara Jambu, Gobang Omyok (Baok), Rogol, Banggala, Peuteuy, Beureum Seungit.
Sayang sekali, saat ini banyak sekali varitas lokal unggulan yang sudah punah atau hampir punah.
Petani tidak tertarik untuk menanamnya karena umumnya berumur lebih panjang dan produktivitasnya lebih rendah dengan harga hanya sedikit di atas dibandingkan padi hybrida. Secara perhitungan ekonomis jelas kurang menguntungkan.
Kalaupun sekarang yang ada di pasar mungkin hanya pandan wangi tapi itu pun tidak lagi murni melainkan dioplos atau bahkan bukan beras pandan wangi melainkan varietas lain yang disemprot essen pandan.
Sedangkan bila melihat di pasar atau supermarket ada beras Cianjur Kepala, itu pun isinya bukan beras varietas lokal Cianjur melainkan Beras varietas lain yang ditanam di Cianjur - umumnya beras Muncul dari Karawang.
Saat ini di Cianjur hanya ada segelintir petani tua yang tetap mempertahankan menanam varietas lokal Cianjur, itupun untuk konsumsi keluarganya sendiri karena memang dari segi rasa atau wangi jauh di atas beras hybrida. Bahkan di sebagian kalangan petani beranggapan mengkonsumsi padi berumur panjang lebih berkah (mengeyangkan).
Gasol Pertanian Organik berpartisipasi dalam upaya menyelamatkan dan melestarikan varitas lokal unggulan Cianjur.
Dengan mengucap : BISMILLAH, kami memutuskan untuk menjadi petani yang mengkhususkan di CIANJUR SPECIALITY RICES, dengan tetap mempertahankan kearifan untuk menjaga kelestarian alam dengan sistim budidaya ORGANIK.
Semoga Indonesia sebagai negara agraris dengan mayoritas penduduk yang makanan pokoknya beras, dapat memperkenalkan juga ke seluruh dunia produk beras varitas lokal unggulnya seperti misalnya PANDAN WANGI, atau MERAH WANGI, sejajar dengan dengan Thailand yang mempunyai JASMINE RICE atau India yang berbangga dengan BASMATI RICE -nya.
Kami sangat berterima kasih jika ada rekan-rekan yang dapat memberikan masukan supaya misi ini bisa berjalan baik.
Cianjur, Juli 2006
Saturday, May 05, 2007
DELTA TIME OUT
Jalan–jalan akivitas yang banyak disukai beberapa kalangan. Jalan-jalan bisa ke tempat-tempat perbelanjaan, obyek wisata atau ketempat-tempat bersejarah dan lain sebagainya. Tapi kalau jalan-jalan dan makan-makan lain ceritanya. Begitulah Delta Time Out kali ini, Sabtu, 5 Mei 2007 lalu, pendengar 99.1 Delta FM Jakarta bersama Bondan Winarno dan Jalan Sutra, jalan-jalan ke Sukabumi. Tempat yang dikunjungi adalah perkebunan teh milik PTP Nusantara VIII, Kebun Gedeh, dan pertanian organik di Gasol, serta eksplorasi makanan khas Sukabumi.
Kebun Gedeh
Bertolak dari Ratu Plasa rombongan menuju kebun teh di daerah gedeh. Di tengah perkebunan teh ini terdapat pabrik teh hitam Tanawattee. Pabrik teh hitam yang berdiri sejak tahun 1927 dan memiliki semboyan ”Kualitas adalah tradisi kami” ini, mampu memproduksi 50 ton perhari teh hitam.
Pendengar 99.1 Delta FM Jakarta sampai di areal perkebunan teh ini dan mendapat sajian teh, bajigur panas, berbagai rebusan mulai Pisang, jagung, kacang yang rasanya empuk dan kue berisi gula jawa, diberi parutan kelapa di Aula Budaya Kebun – Gedeh, sebelum melihat-lihat ke dalam pabrik teh. Kemudian pemandu mengajak untuk melihat pabrik mulai dari daun-daun teh dari areal perkebunan teh yang masuk ke dalam pabrik hingga pengepakan. Produk teh celup buatan pabrik ini adalah Teh Walini, harganya murah 1 kotak isi 25 kantung hanya Rp.3.500,-.
Gasol - Pertanian Organik
Setelah lelah berkeliling pabrik teh pendengar 99.1 Delta FM Jakarta beristiraht dan santap siang di daerah Gasol - Pertanian Organik. Pertanian yang membudidayakan beras-beras organik. Beberapa varietas lokal unggulan seperti Pandan Wangi, Peuteuy, Beureum Seungit dibudidayakan disini.
Makan siang di sebuah rumah dengan konsep kayu, membawa nuansa alami suasana pedesaan. Di tempat makan ini, sejauh mata memandang kolam ikan, dan areal persawahan terhampar hijau.
Dan tiba saat yang dinanti, makan, perut terasa berdemonstrasi karena belum terisi setelah tenaga banyak digunakan untuk jalan-jalan di Pabrik Teh. Dibuka dengan ucapan selamat datang dari pemilik pertanian Ika Suryanawatidan Bondan Winaryo, sebelum akhirnya setangkai daun pisang dikeluarkan. Untuk apa tangkai daun pisang itu ya? Ternyata daun pisang itu dijadikan piring. Dibagi dalam kelompok terdiri dari 6 orang dengan piring menjadi satu di atas daun pisang itu. Cara makan yang unik, mungkin bisa dibilang cara makan ”ngariung”. Ngariung euy...
Menu yang disajikan terdiri dari nasi liwet pandan wangi, nasi merah beureum seungit, ikan pedak, teri bodas, tempe, tahu kuning, ayam goreng, lalap, sayur asem dan minuman teh tawar. Seluruhnya disajikan dalam keadaan hangat. Nasi liwet yang wanginya mengundang selera, begitu juga nasi merah. Ikan pedak dan teri bodas begitu gurih, dengan tempe dan tahu kuning yang lembut. Ditambah dengan kerenyahan lalap dan segarnya sayur asem. Komposisi masakan yang terasa lezat. Rasa asin, asem, gurih, pedas, memacu indra perasa. Ingin rasanya terus melahap makanan yang disajikan, tapi kapasitas perut sepertinya tak mampu melayani kehendak indra perasa di lidah ini. Cita rasa hidangan siang itu memang begitu luar biasa!
Setelah selesai menyantap hidangan yang disajikan dan merasa tenaga telah kembali terisi, pendengar 99.1 Delta FM Jakarta dan Komunitas Jalan Sutra melihat-lihat lahan pertanian yang tak jauh dari tempat makan. Cukup sulit memperoleh pemandangan sawah yang terhampar hijau di Jakarta. Jadi perjalanan di pematang sawah Gasol itu merupakan pengalaman tersendiri yang berkesan. Penjelasan dari Ika menambah wawasan pendengar 99.1 Delta FM Jakarta tentang varietas unggulan yang ternyata memiliki umur tanam yang lebih lama (6 bulan) dan pupuk yang digunakan pun hanya pupuk organik. Tapi dari segi rasa dan wangi jauh di atas beras hibrida.
Sebagai akhir jalan-jalan dan makan-makan dalam Delta Time Out adalah makan makanan dan belanja oleh-oleh khas Sukabumi, seperti sate kambing Mang Mamat, Warung Ma Uti dengan babat goreng dan masakan sunda, belanja oleh-oleh kue moci, colenak, gongsir, comro, misro, gulali, bandrek/bajigur, dan lain-lain. Hujan yang turun tak menyurutkan semangat peserta Delta Time Out, karena ada beberapa payung dan topi Volvo yang telah dibagikan diawal perjalanan.
Ada hadiah juga dari 99.1 Delta FM Jakarta untuk pendengar, dalam game seru yang di gelar. Pertanyaan yang diajukan oleh Bondan Winarno, memperebutkan hadiah seperti voucher makan gratis, karaoke gratis, pijat bersih sehat. Dan hadiah menarik buku tentang ”Pikiran Kartini” oleh Nina Akbar Tanjung. Serta Hadiah istimewa tiket gratis terbang untuk dua orang Jakarta-Bali, Pulang-Pergi dengan Garuda Indonesia. Dalam kesempatan itu juga, diberikan bingkisan kenang-kenangan kepada Bondan Winarno berupa satu set buku ”Pikiran Kartini” oleh Nina Akbar Tanjung.
Perjalanan memberikan kesan yang mendalam, terasa enggan untuk mengakhirinya, sampai berjumpa dilain kesempatan dalam Delta Time Out.
Monday, February 26, 2007
KUMPUL SUTRA
" Sekali jalan-jalan terus makan-makan !"
Tepat sekali kalau sharing dengan JSers (begitu biasa menyapa sesama rekan di milis JS) mengenai " Dimana tempat untuk mencari varietas lokal Cianjur yang sampai saat ini belum kami temukan ?". Itu alasannya Mengapa saya nulis tentang Beras Cianjur di milis Jalan Sutra.
Wah tak diduga, Kepala Suku Bapak Bondan Winarno tertarik untuk berkunjung dan mengkoordinir untuk Kumpul Sutra di Gasol tanggal 25 Februari 2007, dengan acara Jalan-jalan di Sawah dan Makan Nasi Liwet Beras Pandan Wangi Asli Cianjur.
Acara berlangsung seru :
Jser yang sebagian besar orang kota, saat diajak jalan di pematang sawah terlihat sangat kikuk.
Waktu acara makan siang, duduk lesehan dan daun pisang digelar di tengah sebagai alas makan rame-rame menjadi pengalaman pertama makan dengan cara keroyokan seperti itu.
Ucapan Terima Kasih untuk :
Bapak Bondan Winarno yang telah menyempatkan waktu berkunjung ke Gasol
Rekan Jser yang telah berpartisipasi
Bapak Sindhiarta dan Ibu Lenny yang telah menulis review atas kunjungan ini.
http://smulya.multiply.com/photos/album/163
Mohon maaf kalau ada yang kurang dalam penyajian.
Jalan-jalan di sawah
Diskusi Penelitan Mahasiswa IPB di Gasol Pertanian Organik tentang Beras Cianjur
Makan Bareng
Monday, January 01, 2007
LIBURAN DI GASOL
* Paket Teh (Kunjungan 1 hari)
* Paket Pare (Kunjungan 1 hari)
* Paket Obor (Menginap 1 malam)
BIAYA
Paket Teh Rp. 100,000/orang
Paket Pare Rp. 100,000/orang
Paket Obor Rp. 250,000/orang
FASILITAS MENGINAP
Rumah Kayu (3KT, 3KM, 1RK, 1RM)
Kasur lipat, selimut, bantal
Water heater, handuk, sabun mandi, shampoo
KETENTUAN PAKET
1. Paket Teh/Pare minimal 20 orang (1~5 tahun bayar 50%)
2. Paket Obor minimal 10 orang (1~5 tahun bayar 50%, jika kurang bisa didiskusikan
3. Uang muka 50% dari paket yang diambil
4. Uang muka hangus jika terjadi pembatalan
5. Pelunasan minimal 3 hari sebelum hari H
6. Penundaan minimal 3 hari sebelum hari H
7. Transportasi tidak termasuk dalam paket
8. Rombongan menggunakan bis tanggung
9. Tamu dilarang membawa makanan dan minuman yang diharamkan syariat agama Islam
INFORMASI LEBIH LANJUT
Silahkan hubungi
Ika, HP 08128701156
e-mail : gasolpertanianorganik@gmail.com
PAKET OBOR
Menanggapi permintaan kunjungan ke Gasol Pertanian Organik dan ikut dalam aktivitas pertanian, kami membuat program sbb.:
Foto : Aston Tamimsyah, Liburan di GPO 28-30 Desember 2006
HARI PERTAMA
15.00 – 16.00
Tiba di Gasol, Welcome drink – minuman ringan
16.00 – 18.00
Santai – mancing, main bola (lawan anak kampung)
19.00 – 20.30
Makan malam
20.30 – 22.00
Ngobor belut
22.00 –
Istirahat
HARI KEDUA
07.00 – 08.00
Sarapan pagi
08.00 – 09.30
Jalan-jalan ke sawah, Bajak sawah dengan kerbau
09.30 – 10.00
Break :minuman ringan
10.00 – 11.30
NGABEDAHKEUN
11.30 – 12.00
Istirahat
12.00 – 13.30
Makan siang
· Nasi - Cianjur Speciality Rices
(Nasi Liwet Pandan Wangi – Beras Merah Wangi)
· Sayur asem
· Teri oseng cabe hijau
· Ayam goreng (ayam kampung)
· Tahu goreng
· Tumis kangkung
· Kerupuk
· Sambel lalab
· Buah
13.30 – 15.00
Main Air di Sungai
15.00 – 16.00
Break-minuman ringan
16.00 –
Siap-siap untuk kembali ke Jakarta
Catatan : Acara hari kedua pagi bisa diganti dengan jalan ke kebun teh seperti pada paket teh dan acara sore main air bisa diganti dengan jalan-jalan ke kota Cianjur untuk membeli oleh-oleh khas Cianjur.
PENGINAPAN
Rumah kayu, tidur di kasur lipat, 2 kamar tidur.
PAKET PARE
Perjalanan dari Jakarta ke Cianjur
09.00 – 09.30
Break : Minuman ringan + kue tradisional
09.30 – 11.30
Perkenalan Pertanian Organik
* Lihat pembuatan bokashi
* Lihat kegiatan di sawah (bajak kerbau, tandur, panen, dll – sesuai di lapangan)
* Jalan-jalan di sawah
11.30 – 12.00
Istirahat
12.00 – 13.00
Makan siang
* Nasi - Cianjur Speciality Rices(Nasi Liwet Pandan Wangi – Beras Merah Wangi)
* Sayur asem
* Teri oseng cabe hijau
* Ayam goreng (ayam kampung)
* Tahu goreng
* Tumis Sayur
* Kerupuk
* Sambel lalab
* Buah
13.00 – 14.00
Istirahat
14.00 – 15.30
Jalan-jalan ke Irigasi, main di sungai
Break : Minuman ringan
15.30 – 16.00
Kembali ke Rumah Kayu, siap-siap kembali ke Jakarta
Catatan :
Acara Jalan-jalan ke irigasi, main air bisa diganti dengan belanja oleh-oleh khas kota Cianjur
PAKET TEH
Perjalanan dari Jakarta ke Cianjur
09.00 – 11.00
Kunjungan ke Pabrik Teh PTP VIII
·Break : Minuman ringan + kue tradisional
·Tea Walk
·Melihat proses pembuatan teh hitam
11.00 – 11.30
Perjalanan ke Gasol
11.30 – 12.00
Break : Minuman Ringan
12.00 – 13.00
Makan siang
·Nasi - Cianjur Speciality Rices
(Nasi Liwet Pandan Wangi – Beras Merah Wangi)
·Sayur asem
·Teri oseng cabe hijau
·Ayam goreng (ayam kampung)
·Tahu goreng
·Tumis sayur
·Kerupuk
·Sambel lalab
·Buah
13.00 – 13.30
Istirahat
13.30 – 14.00
Jalan-jalan ke sawah
14.00 – 15.30
Jalan-jalan ke Irigasi, main air di sungai
Break : Minuman Ringan
15.30 – 16.00
Kembali ke Rumah Kayu, siap-siap kembali ke Jakarta
Catatan :
Acara jalan-jalan ke Irigasi bisa diganti dengan acara jalan-jalan ke kota Cianjur membeli oleh-oleh.