Monday, April 03, 2006

LUMBUNG PADI

LEUIT


Leluhur kita memberikan penghormatan khusus kepada padi. Mereka menganggap padi adalah penjelmaan DEWI SRI atau di Jawa Barat dikenal dengan nama NYI POHACI. Padi diperlakukan istimewa dengan diadakannya upacara khusus saat ditanam, dipanen sampai disimpan. Bahkan mereka menempatkan padi di suatu bangunan khusus. Tempat penyimpanan padi ini di Jawa Barat dikenal dengan nama LEUIT.

Saat ini Leuit sudah jarang ditemui di pedesaan di Jawa Barat. Hanya tinggal beberapa kelompok masyarakat yang menjaga kelestarian adat ini. Salah satunya adalah di Cipta Gelar.

Model leuit yang ada di Cipta Gelar dirancang dengan istimewa karena memasukkan berbagai pertimbangan supaya bangunan ini menjadi tempat penyimpanan yang optimum. Mereka membuat bentuk bangunan agak menyempit di bawah, supaya dapat menghindari cipratan air ke dinding saat air hujan turun dari atapnya. Bentuk panggung dibuat untuk menghindari serangan tikus, babi hutan atau hama lainnya. Lantai papan, dinding ayaman bambu, dan atap alang-alang memungkinkan suhu dan kelembaban tetap terjaga sesuai kondisi optimal.

"GASOL PERTANIAN ORGANIK" (GPO) membangun leuit sesuai dengan bentuk bangunan yang ada di Cipta Gelar. Tapi untuk memudahkan aktivitas, kami memodifikasi pintu masuknya. Aslinya pintu masuk berada di bagian atas sehingga perlu tangga yang cukup tinggi saat hendak menyimpan atau mengambil padi.

Dengan lumbung padi yang dirancang apik, GPO berharap dapat mempertahan kwalitas padi sehingga bisa memberikan produk beras YANG TERBAIK kepada para pelanggannya.

1 comment:

omyosa said...

SUDAHLAH, JANGAN MENGELUH !!!
MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM
KETIKA PANEN TIBA

Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) hingga sekarang.
Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an. Capaian produksi padi saat itu bisa 6 -- 8 ton/hektar.
Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin rusak, semakin keras dan menjadi tidak subur lagi.
Sawah-sawah kita sejak 1990 hingga sekarang telah mengalami penurunan produksi yang sangat luar biasa dan hasil akhir yang tercatat rata-rata nasional hanya tinggal 3, 8 ton/hektar (statistik nasional 2010).

Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.

System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) beberapa tahun yang lalu adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik. Tetapi sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.

Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini. Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.

Kami tawarkan solusi yang lebih praktis yang perlu dipertimbangkan dan sangat mungkin untuk dapat diterima oleh masyarakat petani kita untuk dicoba, yaitu:

"BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB SO/AVRON/NASA + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO".

Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.


Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.

AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!! SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?

CATATAN:
Bagi Anda yang bukan petani, tetapi berkeinginan memakmurkan/mensejahterakan petani sekaligus ikut mengurangi tingkat pengangguran dan urbanisasi masyarakat pedesaan, dapat melakukan uji coba secara mandiri system pertanian organik ini pada lahan kecil terbatas di lokasi komunitas petani sebagai contoh (demplot) bagi masyarakat petani dengan tujuan bukan untuk Anda menjadi petani, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih besar lagi, yaitu Anda menjadi agen sosial penyebaran informasi pengembangan system pertanian organik diseluruh wilayah Indonesia.

Semoga Indonesia sehat yang dicanangkan pemerintah dapat segera tercapai.

Terimakasih,

Omyosa -- Jakarta Selatan
02137878827; 081310104072